Minggu, 11 September 2011

“TARAJU” KEINDAHANMU TINGGALLAH KENANGAN

“Jalan Rusak Merupakan Cermin Seorang Pejabat”. Jalan adalah urat nadi kehidupan masyarakat. Ibarat urat nadi manusia, jika sampai terganggu apalagi rusak, pasti akan mengganggu cara kerja organisme tubuh, yang ujung-ujung berimbas pada mudahnya terkena penyakit. Analogi ini amat tepat dikemukakan, sebab dengan membiarkan jalan-jalan rusak, sama saja dengan membuat masyarakat yang seharusnya berhak menikmati fasilitas publik seperti jalan dengan nyaman, kenyataannya justru seringkali terserang stres akibat tidak ada kenyamanan dan jaminan ketika berlalu lintas di jalanan. Hampir semua jalan di Kec. Taraju Kab. Tasikmalaya (yang dulunya merupakan ex. Ibukota kewadanaan  taraju meliputi 5 kecamatan : Salawu, Puspahiang, Sodonghilir, Taraju dan Bojonggambir), rusak parah. Kerusakan itu sudah berlangsung lama, tapi pemerintah masih belum memperbaikinya. Kerusakan itu nampak di sejumlah ruas jalan. Kerusakan jalan akibat aspal terkelupas dan tergerus air hujan. Akibatnya, kendaraan yang masuk dan keluar wilayah Taraju harus ekstra hati-hati. Warga berharap pemerintah segera memulihkan infrastruktur jalan di wilayah itu agar dapat memperlancar arus lalu lintas.


“Pohon pisang” yang ditanama warga di tengah Jalan yang menuju  Taraju-Tasikmalaya 
 
 
Kalau boleh jujur, keadaan jalan yang rusak parah ini, sesungguhnya cerminan dari mental pejabat berwenang yang tidak berpihak pada kepentingan vital masyarakat, yang membutuhkan fasilitas jalan memadai, namun lantaran dibiarkan rusak berkepanjangan, banyak kerugian dialami masyarakat, seperti perjalanan sering terhambat, kendaraan mudah/cepat rusak yang berimbas pada biaya perbaikan, lalu lintas perekonomian terganggu, apalagi sekarang ini lagi musim kemarau sehingga banyak debu yang mengotori rumah2 penduduk di pinggir jalan dan akibat debu tersebut banyak masyarakat mengeluh sesak nafas dan gatal-gatal akibat banyak menghirup dan terkena debu kotor, yang paling fatal dan dikhawatirkan masyarakat banyak kecelakaan karenanya. 
 Tanam pohon di tengah jalan ini merupakan bentuk kekecewaan warga Kec. Taraju kepada para pejabat setempat.

Dari arah warung peuteuy sampai ke desa cikubang jalanan relatif lumayan bagus,meskipun ada kerusak tapi masih aman untuk dilewati. Setelah melewati desa cikubang tepatnya daerah tajur Kerusakan pada sarana jalan menuju kecamatan taraju dan kecamatan bojonggambir ini sudah sangat parah karena lubang2 dan permukaan jalan sangat dalam dan curam, untuk mobil sedan sepertinya susah untuk melewatinya, sedangkan untuk kendaraan roda 2 (dua) juga hrs extra lebih hati-hati karena selain jalannya yang menanjak juga berkelok-kelok, terutama malam hari, karena jika kendaraan terutama kendaraan kecil spt sedang bila tidak hati-ati bisa-bisa nyangkut atau terjun ke jurang.


Tatapan yang penuh harap dari seorang warga Kec. Taraju   

Banyak warga yang mengeluhkan kondisi jalan, apalagi ACD yang merupakan objek wisata kebanggaan kec. Taraju dan kec. Bojonggambir, Jalanan yang menuju tempat wisata ini rusak parah, dikeluhkan akan membuat para calon pengunjung objek wisata ini terhambat. 
Perkebunan Teh ACD merupakan tempat wisata perkebunan teh yang paling terkenal dan paling banyak dikunjungi di daerah ini terutama hari libur dan hari-hari besar dan merupakan icon bagi Kec. Taraju


Entah kapan jalan-jalan tersebut akan benar-benar diperbaiki? “Apalagi setelah musim hujan tiba tak terbayangkan bagaimana jadinya”, itulah yang dipertanyakan sejumlah warga Taraju. Yang jelas, untuk anda yang akan berkunjung ke daerah taraju, bojonggambir dan sekitarnya, perlu untuk lebih hati2 melewati jalan yang rusak tersebut.

Lebih mengherankan lagi, jika pemerintah begitu mudah merancang besaran alokasi anggaran untuk kepentingan operasional atau belanja aparat/pejabat yang jumlahnya selalu lebih besar dari kepentingan publik, namun untuk kepentingan vital dan mendasar masyarakat seperti perbaikan jalan, justru seringkali diabaikan. Padahal, masyarakat adalah pembayar pajak terbesar untuk menunjang kelangsungan pembangunan selama ini. Terutama kec. Taraju, dimana potensi daerah ini luar biasa. Hasil pertanian, perkebunan, dan perikanannya sudah kesohor ke manca negara. Bahkan teh botol sosro yang terkenal itu, tehnya diambil dari kebun teh di desa ini. Tempat rekreasi untuk keluargapun tak kalah dengan gunung mas yang ada di puncak. Cabai merah yang berkualitas baik di pasar induk seperti Jakarta berasal dari desa ini. Nama taraju selalu dikenal banyak kalangan. Terutama buat mereka yang sudah mengalami perjuangan kemerdekaan. Pasokan makanan dan minuman banyak dikirim dari desa ini. Dan daerah taraju ini merupakan pusat kesenian sunda di Kab. Tasikmalaya.
Sawah dan Ladang yang merupakan tempat mata pencaharian warga Taraju


“Saya sangat berterima kasih kepada kolonial Belanda dulu yang telah membuat akses jalan ke kampungku ini, sehingga menjadi kampung yg begitu indah dan asri, sekarang banyak orang yang datang untuk menikmati keindahannya. Tapi ma'af, saya sangat kecewa terhadap para pejabat setempat yang telah membiarkan jalan ke kampungku ini rusak parah, akibatnya Taraju ini menjadi kumuh dan kotor dan perekonomiannya pun tidak berjalan lancar”.